Kamis, 11 Juni 2015

Papua Legend of Cendrawasih bird of Paradise
assattari.wordpress.com
Indonesia subtitles
Ada sebuah legenda di Papua tentang Cendrawasih. Konon katanya dahulu kala di masa lampau ada seorang ibu yang kehilangan anaknya. Hati dan jiwanya begitu sedih dan terus menangis memanggil anaknya hingga ia mati. Kemudian jiwanya pun terbang ke langit tinggi dan berubah menjadi seekor burung yang cantik.

Kisah tentang manusia yang berubah menjadi hewan adalah hal yang umum terdengan di masyarakat Papua. Mereka percaya bahwa di dunia ini ada sebuah kekuatan alam yang dikenal juga dengan istilah Imunu (kadang disebut juga Mana). 

Pada dasarnya Imunu sudah ada di setiap benda yang ada di alam, hidup ataupun mati, termasuk diantaranya hewan dan manusia. Terkadang ada beberapa orang yang memiliki anugrah sehingga Imunu mereka aktif semenjak mereka lahir ke dunia. Namun terkadang, Imunu juga bisa menjadi aktif karena adanya suatu kejadian penting yang merubah fase hidup seseorang.

English Subtitles
There’s a legend in Papua about the bird of paradise, known as Cendrawasih. The story told that once upon a time in the past, there’s a mother who lost her son. Her sad soul calls for her son, crying and dying. Then her soul transformed into a beautiful bird and flying in to the sky.

The story of the man who turned into animals is a common thing for the people of Papua. They believe that in this world there is a natural force called Imunu (also known as Mana). Basically Imunu exist in every object in the world, living or dead, including humans and animals. 

Sometimes there are some talented people so that their Imunu active since they were born. But sometimes Imunu may being activated due to an event or a change in the phase of life

Burung Cendrawasih
03.51.00

Burung Cendrawasih

Selasa, 02 Juni 2015

Suara Hati Adalah Kata Yang Tertunda
 Leave_me_Alone
Kehidupan selalunya diakumulasi oleh dua suara yang selalu berkelahi dalam diri manusia. Yaitu Suara Hatinya dan Suara nafsunya. Hati yang selalu didampingi dengan perasaan dan raut wajah. Nafsu yang selalu didampingi dengan Akal dan Lidah. Namun selalunya suara hati itu terkalahkan oleh nafsu yang tidak terfilter. Blog ini pun hadir sebagai ungkapan2 hati ketika bersuara di dalam dada, namun tak sulit untuk dikatakan dengan lidah dan acapkali dengan bait-bait syair.

Ungkapan rasa sejernih air mengalir, Ucapan lidah semurni suara hati, Sealur istimewa kalbu nyata adanya. Jauh dari kabut khayalan konyol, dusta ataupun serakan nalar hina, Tak pula sesaat singgah, sepatutnya mampu mengarungi waktu.
Usah berandai-andai menyangkut kebahagian hidup. Selayaknya ruang kasih kokoh terjaga lalui setiap masa. Keras upaya tertuang laku, Menggenggam lengan, memeluk tubuh, menebar lebih kasih nan pasti.

Sebab hati tak mampu berdusta, Karna jiwa tlah tertambat nyata tuk menyusuri putaran waktu terus berputar. Sanggup menepis gelombang prahara singgahi kelam jiwa, Satukan rasa melangkah bersama meraih cita. Dalam hening, relung hati melantun pinta, Semoga angan terjawab nyata, Kelak kau paham suara hati mengucap tulus banyak kata.

Suara Hati menjadi album Iwan Fals pada 2002 yang membuatnya benar-benar lahir kembali. Setelah di album sebelumnya orang bertanya-tanya karena Iwan hanya mengaransemen ulang lagu-lagu lama, pada album ini seluruhnya benar-benar baru. Mulai lagu, vokal, musik, benar-benar fresh.


Iwan Fals
Album ini menjawab pertanyaan tentang kevakuman Iwan Fals dalam bermusik sepeninggal anak pertamanya Galang Rambu Anarki. Lagu-lagu pada album ini lebih berkualitas dan berbobot, namun liriknya lebih dewasa tidak senakal dahulu.

Iwan menjadi lebih profesional, karena telah memiliki manajemen pribadi yang digawangi oleh istrinya (Rossana). Iwan mulai rajin menggelar konser baik di TV maupun outdoor, dan rata rata sukses tanpa kerusuhan.

- KISAH MUSIK NYA YANG BERJUDUL ALBUN SUARA HATI
Iwan Fals : Seorang musisi Legendaris Indonesia yang lahir dari kalangan anak-anak PENGAMEN menjadi orang terkenal di NUSANTARA ini.

acapk ali dengan bait-bait syair.

Leave Your Lover
20.03.00

Leave Your Lover

Sabtu, 23 Mei 2015

The Travel Photographer blog feel really worthwhile. 
Culture of West Papua
Inilah festival luar biasa dan telah menjadi daya tarik pengunjung di Papua. Festival Lembah Baliem awalnya merupakan acara perang antarsuku Dani, Lani, dan Suku Yali sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan. Sebuah festival yang menjadi ajang adu kekuatan antarsuku dan telah berlangsung turun temurun namun tentunya aman untuk Anda nikmati.
Festival Lembah Baliem berlangsung selama tiga hari dan diselenggarakan setiap bulan Agustus bertepatan dengan bulan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia. Awalnya pertama kali digelar tahun 1989. Yang istimewa bahwa festival ini dimulai dengan skenario pemicu perang seperti penculikan warga, pembunuhan anak suku, atau penyerbuan ladang yang baru dibuka. Adanya pemicu ini menyebabkan suku lainnya harus membalas dendam sehingga penyerbuan pun dilakukan. Atraksi ini tidak menjadikan balas dendam atau permusuhan sebagai tema tetapi justru bermakna positif yaitu Yogotak Hubuluk Motog Hanoro yang berarti Harapan Akan Hari Esok yang Harus Lebih Baik dari Hari Ini.
Suku-suku di suku Papua meski mengalami modernisasi tetapi masih memegang teguh adat istiadat dan tradisi mereka. Salah satu yang paling menonjol adalah pakaian pria suku Dani yang hanya mengenakan penutup kemaluan atau disebut koteka. Koteka terbuat dari kulit labu air yang dikeringkan dan dilengkapi dengan penutup kepala yang terbuat dari bulu cendrawasih atau kasuari, sedangkan para wanita suku Dani mengenakan rok yang terbuat dari rumput atau serat pakis yang disebut sali. Saat membawa babi atau hasil panen ubi, para wanita membawanya dengan tas tali atau noken yang diikatkan pada kepala mereka.
Suku Dani terbiasa berperang untuk mempertahankan desa mereka atau untuk membalas dendam bagi anggota suku yang tewas. Para ahli antropologi menjelaskan bahwa “perang suku Dani” lebih merupakan tampilan kehebatan dan kemewahan pakaian dengan dekorasinya daripada perang untuk membunuh musuh. Perang bagi Suku Dani lebih menampilkan kompetensi dan antusiasme daripada keinginan untuk membunuh. Senjata yang digunakan adalah tombak panjang berukuran 4,5 meter, busur, dan anak panah. Seringkali, karena perang orang terluka daripada terbunuh, dan yang terluka dengan cepat dibawa keluar arena perang.
Kini, perang suku Dani diadakan setiap tahun di Festival Bukit Baliem di Wamena selama bulan Agustus (lihat Kalender Acara). Dalam pesta ini, yang menjadi puncak acara adalah pertempuran antara suku Dani, Yali, dan Lani saat mereka mengirim prajurit terbaiknya ke arena perang mengenakan tanda-tanda kebesaran terbaik mereka. Festival ini dimeriahkan dengan Pesta Babi yang dimasak di bawah tanah disertai musik dan tari tradisional khas Papua. Ada juga seni dan kerajinan buatan tangan yang dipamerkan atau untuk dijual.
Setiap suku memiliki identitasnya masing-masing dan orang dapat melihat perbedaan yang jelas di antara mereka sesuai dengan kostum dan koteka mereka. Pria suku Dani biasanya hanya memakai koteka kecil, sedangkan pria suku Lani mengenakan koteka lebih besar, karena tubuh mereka lebih besar daripada rata-rata pria suku Dani. Sedangkan pria suku Yali memakai koteka panjang dan ramping yang diikatkan oleh sabuk rotan dan diikat di pinggang.
Dengan menghadiri Festival Lembah Baliem maka Anda akan memiliki kesempatan langka untuk belajar dan bersentuhan langsung dengan beragam tradisi suku-suku setempat yang berbeda-beda tanpa harus mengunjunginya ke pedalaman Papua Barat yang jauh dan berat. Diperkirakan festival ini diikuti oleh lebih dari 40 suku lengkap dengan pakaian tradisional dan lukisan di wajah mereka.
Festival Lembah Baliem With
06.20.00

Festival Lembah Baliem With

Kamis, 07 Mei 2015

A LIFE FOR JUSTICE, A STORY FOR FREEDOM

West Papua - A Journey to Freedom : Herman Wainggai 
CERITA SAYA - Minggu ini, 19 tahun yang lalu, tepatnya 12 Maret 1996, tentu bukanlah waktu yang cukup lama untuk tidak membaca lembaran jurnal yang tertulis ketika mengikuti beberapa peristiwa ganjil terjadi sepanjang minggu dimaksud sebelum kematiannya almarhum Dr. Thomas Wapay Wainggai


Misalkan, satu peristiwa yang masih teringat sangat jelas siang itu pintu rumah depan diketuk oleh 4 orang anggota Badan Inteljen Indonesia (BIN) yang mendatangi rumah tanpa menunjukan identitas mereka jelas; Meskipun ada nama mereka tertulis yang sempat diberikan dari mereka (BIN). 

Perkenalan mereka ketika pintu rumah dibuka dan mendengar sapaan mereka langsung bertanya - Benarkah ini rumah keluarga Wainggai ? Apakah ada ibu Wainggai ? Aku terdiam membisu dan balik bertanya bapak-bapak ini dari manakah ? Mengapa harus bertanya ibu Wainggai. Apakah tidak cukup kalau saya saja yang layani bapak-bapak. Jawab mereka (Anggota BIN), kami dari pihak Kepolisian Resort Jayapura, dan dua diantaranya adalah anggota Kodam Baru Klofkamp Puncak. Maksud dan kedatangan kami ingin menyampaikan kepada ibu Wainggai bahwa bapa Wainggai telah meninggal di Jakarta.

With Jacob Rumbiak, Rev. Peter Woods, Parliament of Australia. Photo Tom Latupeirissa
19 tahun kemudian, seiring dengan waktu ditempat yang berbeda di Virginia, US, sambil menikmati hari ini dengan melihat salju yang turun membuat aktifitas terfokus pada lebih banyak berada didalam ruangan ketimbang pergi ke luar rumah disebabkan karena suhu dingin dan terlihat dimana-mana banyak turun salju menimbun sepanjang ruas jalan. Jalan aspal yang terlihat warna hitam dan biasanya banyak dilewati kendaraan mobil lalu-lalang pun terlihat sunyi sepi sepanjang hari ini dan tertutup warna putih salju. Intinya aktifitas hari ini sunyi senyap yang berbeda dengan 19 tahun lalu ketika rasa duka yang mendalam meliputi keluarga dan segenap rakyat Papua Barat atas kehilangan orang tua kekasih almarhum Dr. Thom. Jenasah almarhum yang tadinya mendapat larangan keras dari pihak pemerintah Jakarta supaya tidak diterbangkan ke Papua dan harus dikuburkan saja di Jakarta. Setelah mendengar ini semua maka selama beberapa hari dalam negosiasi panas dengan pihak negara Indonesia di Jakarta pada akhirnya jenasah almarhum harus dipulangkan ke Jayapura.

Berita tanggal 12 dan 18 Maret 1996 akibat pengiriman jenasah almarhum Dr Thom dari Jakarta yang dikirim ke Papua Barat menyebabkan ribuan rakyat Papua Barat menunggu disepanjang Sentani Air Port, rakyat Papua Barat berniat untuk mengusung peti mayatnya secara damai sepanjang jalan kurang lebih 50 kilo meter dari lokasi Sentani airport ke rumah Dok 9, namun tak diijinkan oleh pihak aparat militer RI. Hal ini akhirnya membuat rakyat Papua Barat pun tak sabar memberontak, ABEPURA terbakar, kota Jayapura menjadi lumpuh total, tanah Papua menjadi tegang, kampus UNCEN pun turut berontak dimana aktifitas kota pelajarpun jadi rusuh karena teriakan tanda penghormatan didepan kampus untuk terakhir kali. 

Teringat sangat jelas dalam ingatan saya dan orang Papua pada umumnya bahwa di kota Abepura yang dikenal dengan kota pelajar dan dipagi hari yang sepi diselimuti suasana duka cita yang dalam, dan yang tak terlukiskan, tiba-tiba berubah menjadi neraka yang mencekam dan menakutkan saat jenasah sang pahlawan melintasi kampus universitas kebanggaan masyarakat Papua-Universitas Cenderawasih(UNCEN).

Doc. Jepang & Amerika
Pemuda/i Papua Barat yang selama ini terkenal dengan sifat sopan- santun dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan, berubah bagaikan burung kasuari jahat yang siap menyerang dan menendang siapa saja yang melintas didepan matanya. Kepergian sang pahlawan,ternyata menjadi titik kebangkitan nasional Papua ke- 2 dalam sejarah perjuangan bangsa Papua Barat. Kepergian sang pahlawan meninggalkan luka hati yang dalam dan sekaligus membangkitkan dan mewariskan nilai-nilai kepahlawanan yang melekat disudut hati insani Papua Barat khususnya aktifist muda pelajar dan mahasiswa kala itu dan perjuangan terus berlanjut hingga hari ini.
Setiap tahun memasuki minggu awal di bulan Maret setelah beberapa tahun berada di exile Virginia, US. Suka dan duka mengingat semuanya terbingkai jelas dalam jurnal perjalanan panjang. Satu yang pasti, akan kembali dalam waktu Tuhan, menikmati hari pembebasan Papua Barat - Melanesia merdeka! Dalam catatan pribadinya (Herman Wainggai) 'MARCH 2015 19 YEARS LATER'.


Ceritaku Untuk Kebebasan
00.54.00

Ceritaku Untuk Kebebasan

Rabu, 06 Mei 2015

SIMBOL KOLONIALISME NKRI
Victor Yeimo : West Papua True Humanity
Tidak ada cara lain tanpa perlawanan yang sadar. Perlawanan yang sadar berarti anda terlibat dalam perjuangan Papua Merdeka sambil meruba aspek pribadi yakni: "Stop ikut selera makan, selera music, selera mode (fashion), selera pendidikan, selera pembangunan dan segala simbol kolonial Indonesia". 

Kita harus membendung dominasi budaya kolonialisme Indonesia yang hendak menghancurkan bangsa kita, bangsa Papua secara sistematis. Kita sendiri saksikan setiap hari di Indonesia, penguasa berwatak kolonail-kapitalis ini memelihara budaya global, yang tentu jauh dari cara hidup bangs Papua. Lihatlah, budaya cabul, budaya tawuran, budaya korupsi, budaya premanisme, budaya komedi fiksi, dan sebagainya yang terus meracuni generasi bangsa Papua. Semua aspek dari praktek neo-kolonialisme itu sedang berlangsung dan dilancarkan oleh mereka melalui lembaga, disiplin dan ideologi mereka diatas tanah kita. Kita harus membuka semua permainan kotor kaum penjajah yang telah dipengaruhi orientalisme barat, imperialisme, rasialisme dan berbagai bentuk hegemoni lainnya. 

Merekalah aktor penindasan yang borok. Kiat mereka harus disadari oleh seluruh anak negeri West Papua. Perjuangan dengan banyak pengorbanan kita di jalan-jalan revolusi Papua Barat hari ini adalah untuk memberikan kesadaran akan pentingnya identitas kebangsaan, pentingnya nilai-nilai kemerdekaan dan juga humanisme. Agar anak negeri Papua yang membudak pada kekuasaan Indonesia menjauhi pola berpikir kolonial Indonesia.
Kita akan terus melawan segala bentuk penjajahan, bukan saja penjajahan fisik yang telah melahirkan berbagai kesengsaraan dan penghinaan diatas negeri kita, tetapi juga penjajahan sistematis yang terstrukturisasi dalam segala aspek kehidupan bangsa Papua.
Salam Juang
Freeway, 2 Mei 2015
Dalam catatan pribadinya. Victor Yeimo
Kekerasan Kolonialisme
03.51.00

Kekerasan Kolonialisme

Senin, 04 Mei 2015

Papua Bergolak Dukungan Internasional Kian Bertambah

DIALOG : INDONESIA & WEST PAPUA
HAMPIR tidak dapat ditemukan bahwa pihak Indonesia (Anggota DPR RI, DPD RI, dan institusi lainnya) melakukan otokritik terhadap metode penyelesaian pemerintah Indonesia di dalam konflik Papua. Keterlibatan Internasional dipandang semata-mata sebagai gangguan terhadap kedaulatan Indonesia, tetapi tidak dipahami bahwa dukungan Internasional adalah merupakan produk kegagalan Indonesia menangani masalah Papua sesuai dengan norma-norma Internasional yang mengedepankan perlindungan dan penghargaan pada Hak-Hak Asasi Manusia (HAM), Demokrasi, Keadilan, dan Perdamaian. Pemerintah tidak pernah berani secara eksplisit menerima kenyataan bahwa masalah yang utama di Papua adalah ketidakmampuannya dan ketidakmauannya untuk menghentikan cara-cara represif dan kekerasan politik di Papua. Karena itu, seperti apa yang diungkapkan oleh profesor Peter King, ahli Papua dan pendukung gerakan Papua Merdeka dalam suatu kesempatan peluncuran bukunya West Papua and Indonesia since Suharto – Independence, Autonomy or Chaos? Menyatakan, adanya dukungan Internasional yang meningkat terhadap masalah Papua. Terdapat aktivitas signifikan di AS dan di belahan benua Eropa, terutama di Inggris.

Jaringan Damai Papua
Pernyataan ini, Peter King ungkapkan pada tahun 2004 silam, kini faktanya, hadir kantor OPM. Saya tetap berkeyakinan kuat bahwa pemerintah pusat di Jakarta tidak pernah tulus untuk membangun Papua. Alasannya, tengok saja sejumlah regulasi dan kebijakan yang mengalir ke Papua tak satupun yang dilaksanakan secara serius, konsisten, dan dipantau secara baik. Jika kita membaca buku Pemetaan Peran & Kepentingan Para Aktor Dalam Konflik di Papua oleh Adriana Elisabeth dkk dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan juga buku karya Bapak Anthonius Ayorbaba, SH, M.Si berjudul THE PAPUA WAY: Dinamika Konflik Laten & Refleksi 10 Tahun Otsus Papua. Maka, pendapat saya, dengan melihat implementasi kebijakan pembangunan lewat semangat UU Otonomi Khusus (Otsus) Papua selama ini yang belum berjalan baik, lalu dihadirkan Pemekaran dengan regulasi lain, bentuk dua lembaga kultur, Majelis Rakyat Papua (MRP) lagi. Entah bagaimana bentuk Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B). Apa sebelumnya tidak cepatkah pembangunan, jadi harus ada Percepatan Pembangunan di tanah Papua! Eh, entah apalagi, Presiden janjikan OTSUS PLUS yang drafnya sedang disusun; entah besok OTSUS apa lagi yach!

Moga tak terjadi ‘opini’ saya ini bahwa: kebijakan yang dibuat belakangan ini justru sarat kepentingan yang berpotensi lahirkan konflik berikutnya. Jatuhnya korban rakyat sipil lagi!
Maka, kita rakyat di tanah Papua juga mesti cerdas, baca situasi ini, bisa jadi rakyat Papua lagi di buat “senang sedikit” lalu tertidur lagi saat SDA (Sumber Daya Alam) Papua “dikeruk” baik dengan cara dilebelkan regulasi legal, maupun dirampok secara rakus lagi.

 “Kalau tanya satu persatu orang Papua mayoritas pasti minta Merdeka, bukan Otsus dan Pemekaran. Faktanya demikian! Itu juga kaitan erat dengan realitas pembangunan selama ini! 
Sebuah ironi daerah Papua kaya sumber daya alam (SDA), penduduknya sedikit, mengapa angka kemiskinan di Papua dan Papua Barat yang tertinggi di Negara Republik Indonesia ini. Saya pesimis khusus untuk persoalan pembangunan di Papua, untuk kesejahteraan pribumi Papua dalam ‘bingkai’ Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan punya keyakinan lain, sampai 25 tahun Otsus berakhir kondisinya masih tetap seperti ini.”
Pandangan saya: Hentikan cara-cara represif dan kekerasan politik di Papua serta segera buka Dialog. Dalam catatan pribadinya (Daniel Marthen Duwit).


ZONA DAMAI
VISI : Untuk mendukung konsultasi antar Papua dan membantu Papua menyiapkan proses dialog potensial dengan pemerintah pusat.


MISI : Mewujudkan keadilan yang bermartabat bagi rakyat Papua secara keseluruhan






Buku : Indikator Papua Tanah Damai
Sebuah Buku Saku
"Indikator Papua Tanah Damai"

Versi Masyarakat Papua
Buku ini sengaja Kami terbitkan tetapi bukan sebagai hasil akhir dari proses,diskusi dan dialog tentang Papua tanah damai, melainkan untuk mendorong lebih banyak diskusi pada berbagai level guna memperjelas dan memperkaya konsep Papua tanah damai dan indikator-indikatornya, Buku ini digunakan sebagai bahan tertulis dalam diskusi-diskusi tentang papua tanah damai yang dilaksanakan, Baik dalam maupun di luar tanah Papua. dengan melibatkan banyak orang, Maka upaya mewujutkan Papua Tanah Damai menjadi semua perjuangan besama dari semua pihak. 

Tambahan : Dialog Indonesia - Papua adalah sarana mencapai solusi damai guna mengakhiri konflik antara Pemerintah Indonesia dan Rakyat Papua. Memperjuangkan penyelesaian konflik di Papua secara adil, damai dan bermartabat, demi mewujudkan keadilan dan kebenaran di atas Tanah Papua. Jaringan Damai Papua.
FAUPD
Forum ini adalah tempat untuk berbagi informasi, gagasan, dan pandangan yang berkaitan dengan upaya penyelesaian konflik di Tanah Papua secara adil, damai dan bermartabat.
Thaha Alhamid: selama ini kebijakan tentang Papua diterbitkan menggunakan sudut pandang orang Pusat. Forum Akademisi untuk Papua Damai meminta pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla membentuk lembaga khusus yang menangani masalah Papua. Tetapi, tak perlu membuat Undang-Undang khusus. Thaha Alhamid, menilai pemerintah pusat tidak pernah melihat apakah kebijakan yang diterbitkan untuk Papua itu baik atau tidak. Selama ini kebijakan itu digulirkan dengan cara pandang pemerintah pusat.

Akibatnya, sampai sekarang masyarakat Papua tidak merasakan dampak yang signifikan dari pembangunan. Padahal, otonomi khusus Papua sudah belasan tahun dilaksanakan dan menghabiskan puluhan triliun rupiah. Bagi Thaha, pemerintah harus mengerti apa yang dibutuhkan Papua. Selama ini masyarakat Papua kerap dituding separatis, sehingga pemerintah pusat merasa perlu mengirim tentara bersenjata lengkap. Menurut dia, yang diinginkan masyarakat hanya pemenuhan hak-hak masyarakat Papua atas keadilan ekonomi dan sosial.

“Selama ini pemerintah mengerjakan apa yang mereka pikir baik untuk Papua dan mereka tidak bertanya kepada orang Papua. Jokowi-JK harus ubah cara pandang itu, jangan jadikan orang Papua musuh,”.

Papua Peace Network
21.09.00

Papua Peace Network

KUNCI PAPUA DAMAI SEJAHTERAH
logo_irect1
VISI Sinode KINGMI tanah Papua dan Gubernur Papua saat ini adalah Papua damai sejahterah. Visi ini sejalan dengan apa yang telah diupayakan dan telah dianugerahkan Tuhan Yesus Kristus kepada para murid-Nya.
Kunci dari Papua Damai Sejahtera bukan ada pada status politik, ekonomi, sosial dan budaya tanah Papua, tetapi ada pada posisi orang Papua dalam kasih karunia Allah. Selama orang Papua ada dalam kasih karunia Allah, maka damai sejahtera itu terus akan mengalir seperti sungai yang tak pernah kering, yang membuat orang Papua hidup dalam damai sejahtera seperti yang telah dijanjikan Allah di dalam Alkitab. Namun ketika orang Papua menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, maka berakhirlah Papua damai sejahtera yang dirindukan dan diimpikan selama ini, dan yang datang adalah duka dan nestapa, karena, akan ada akar pahit dalam orang Papua yang telah meninjauh dari kasih karunia Allah, sehingga terjadi jadi perpecahan mulai dari kehidupan sebuah keluarga, kemudian antara satu keluarga dengan keluarga lainnya dan antara satu kelompok masyarakat dengan masyarakat lainnya. Selanjutnya berujung kepada kerusuhan dan berbagai bentuk pencebaran hubungan sosial yang adalah dalam warga masyarakat......derita yang tak berujung.

Logo-SINODE-KINGMI-Papua
Ibrani 12:15, Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang
Solusianya hanya satu, yaitu: hanya kembali kepada dan hidup dalam kasih karunia Allah.

Apa itu kasih karunia Allah?
Kasih karunia Allah adalah pemberian kasih Allah yang telah dianugerahkan kepada semua umat manusia secara Cuma-Cuma di dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus, berupa pengampunan dosa, pembenaran, keselamatan, pembaharuan hidup, pemulihan, pertumbuhan. Dengan kita menerima pengampunan dosa hanya oleh darah anak domba Allah dan pembenaran dalam Tuhan Yesus Kristus yang telah mati menggantikan kita di kayu salip dan bangkit dari antara orang mati, lalu kita belajar hidup hanya oleh iman dalam Tuhan Yesus Kristus, maka kita telah menempatkan diri kita pada posisi kasih karunia itu sendiri sehingga kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah, terlepas dari perpecahan, perseturuan dan kerusuhan, sebaliknya dalam kasih dan persaudaraan. 

Doc. Rudolf Pigay
Akhirnya, damai sejahtera yang telah ditinggalkan oleh Tuhan Yesus Kristus itu menjadi bagian dari hidup (Yohanes 14:27) orang Papua, sehingga orang Papua dapat hidup dalam damai sejahtera di tanah yang telah diberikan Tuhan kepada kita (Roma 5:1; Lukas 1:79).

Oleh : Rudolf Pigay 
Sangat penting untuk di jadikan tulisan dalam blog karena catatan ini bermanfaat untuk kita memahami apa arti dari "KUNCI PAPUA DAMAI SEJAHTERAH"
Papua Damai "Zona Revolusi"
13.32.00

Papua Damai "Zona Revolusi"

Kamis, 30 April 2015


Buku : Penabur Benih
ENAA KOBOUYE
Oleh : Benny Makewa Pigai, SE. MA
Buku ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan akademik pada Sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura (Selanjutnya disebut STTWPJ) pada program doktor bidang Sejarah Gereja dan Budaya Papua. Program ini dibuka oleh Sinode Segitiga yang basis pelayanannya di pegunungan tengah tanah Papua ialah Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) tanah Papua, Sinode Gereja-Gereja Baptis tanah Papua dan Sinode GIDI tanah Papua dengan menitip program ini di STTWPJ dan resmi menyelenggarakan program studi ini dalam bulan Agustus 2009.

Dua Sinode gereja tetangga ini masih mengakui Gereja Kemah Injil (Kingmi) sebagai ‘mama’ karena Gereja Kingmi ini telah mendorong lahirnya dua gereja tetangga ini ada dipegunungan tengah tanah Papua. Melihat latar belakang kehidupan umat dan sejarah pelayanannya ini maka Program Studi Doktor Bidang Sejarah Gereja dan Budaya Papua ini dibuka menjadi program bersama Tiga Sinode tadi dalam tujuan menggali sepak terjangnya kehidupan dan sejarah gerega-gereja di tanah Papua ini disejajarkan dengan sejarah gereja-gereja Indonesia dan sejarah gerejagereja dunia.
Teman-taman saya yang lain menulis sejarah ini dan penelitian saya ini khusus sejarah dan kisah para2 Makewa Kisah hidup perintis gereja Kingmi tanah Papua perintis gereja Kemah Injil (Kingmi) tanah Papua, dan saat melakukan penelitian disertase ini, para perintis gereja ini pesan agar pengakuan ‘mama’ dari dua gereja sahabat tadi tidak hanya ikut membanggakan hati saat mendengar pengakuan ini tetapi bagaimana dalam pelayanan gereja kita kedepan ini benar-benar berubah menjadi ‘mama’ yang senantiasa member teladan dalam tugas-tugas pastoral tentang sosial dan ekonomi dalam pewartaan Jilid II masa depan menjadi gereja penabur benih? Untuk pertama kali, penelitian ini hasil wawancara langsung dengan pelaku sejarah, anak-anak dan sanak saudaranya, teman sekerja dan orang lain disekitarnya yang dapat memberi keterangan mengenai sang tokoh dalam sejarah pekabaran injil di tanah ini. Khusus para perintis gereja Kemah Injil (Kingmi) tanah Papua ini melaksanakan tugas pekabaran injil di tanah ini dibawah pengaruh hidup dan pandangan teologi dunia barat termasuk orang-orang Ambon dalam Gereja ini melihat budaya dan  kehidupan kaum pribumi adalah kotor dan najis atau dianggap pemberian iblis maka diajak semua umat berbalik 100 pada budaya baru agama Kristen yang dalam pewartaannya mendominasi nilai-nilai hidup dan budaya dunia barat dan orang Ambon dalam pewartaan di gereja ini.

Dalam tahun 1970an ini membaca Alkitab dan membanding-bandingkan ayat-ayat Alkitab dengan nilai-nilai hidup dalam budaya dan kehidupan orang Me yang kemudian di khotbahkan di gereja dan dalam Makewa Kisah hidup perintis gereja Kingmi tanah Papua 3 program penginjilan. Lamunan injil Kristus dan ayatayat Alkitab dengan nilai-nilai budaya orang Me tadi dimusnahkan oleh gereja ini jauh sebelum perubahan atau menjadi tiga kabupaten Meuwo (Paniai, Deiyai dan Dogiyai) seperti ada hari ini. Para pekabar injil dunia barat, orang-orang Ambon dalam gereja, penginjil pribumi dan siswa sekolah Alkitab tadi dalam pewartaan kabar baik ini tidak seperti pandangan dalam Alex Rumaseb (2014) dan dalam John Gobai (2008) yang diterjemahkan gerakan penginjilan pertobatan, melainkan gerakan bertopen penginjilan untuk pembasmian nilai-nilai hidup dalam budaya masyarakat suku atas nama Tuhan yang waktu itu diiringi dengan nyanyian : Yesus ekaduba-Yesus ekadua to peu tekiya, Yesus ekaduba –Yesus ekaduba Tegee daba eyaikai, Tuhan Yesus Ekaduba meiya akaiye Ootiyaa, Tuhan Yesus ekaduba to peu tekiya; artinya, Dalam nama Yesus – dalam nama Yesus ada kemenangan, dalam nama Yesus, dalam nama Yesus iblis dikalahkan, dalam nama Tuhan Yesus siapa dapat melawan, dalam nama Tuhan Yesus ada kemenangan’.

Tugu (KEMAH INJIL) Empat Berganda 
Ketika gerakan pembasmian budaya dan kehidupan ini jalan dari gereja ke gereja di kawasan danau Paniai, saat itu saya masih dibangku sekolah dasar YPPGI Emaibo, kampung Kiuto dan ikut menyanyikan lagu ini. Para aktor pembasmi nilai-nilai hidup tadi dinyanyikan engan semangat yang berapi-api dimimbar Tuhan seperti mereka sudah menang dari segala jenis noda 4 Makewa Kisah hidup perintis gereja Kingmi tanah Papua dan dosa dijalan Tuhan tetapi itulah iman bergaya saleh di jalan Tuhan tetapi  dalam ketidak sadarannya menari-nari depan Tuhan dan umatNya dalam upaya pembunuhan karakter hidup suku bangsanya sendiri  yang pada akhirnya terciptanya masyarakat yang bermasa bodoh terhadap perubahan dan bimbang dijalan Tuhan untuk bagaimana dan dimana tempat penerapan injil atau khobah-khobah pak pendeta, hasil ceramah-ceramah dan seminar digereja selama ini. Nilai-nilai budaya import (dunia barat dan orang Ambon dalam gereja ini) melalui pewartaan agama Kristen tadi pada puncak amarahnya terbukti dalam Sidang Konas 2006 di Bogor dengan mengakui Gereja Kingmi Sidone Papua adalah Gereja Berlumuran darah (dikisahkan oleh Maya Paksoal dalam keadaan selingan air mata depan sidang Nasional ini). Penyataan ini sama dengan ayahnya yang kita akui pionir gereja ini telah dua kali, pertama kali di gereja Rehobot tempat dimana ia menjadi gembala sidang dan kedua kalinya dalam khotbah di Bethesda Abepura saat Raker Klasis Pantai Jayapura dengan judul ‘anak panah yang cemerlang’ dalam kitab Mazmur psl ayat ini. Khotbahnya ini dalam pemahaman .

Mulai memahami hal-hal kecil supaya menjadi alat.
Penulis adalah penyantun ISSP Enarotali, Papua


Menjadi Gerejah Penabur Benih
07.44.00

Menjadi Gerejah Penabur Benih

Minggu, 22 Maret 2015

HIS STORY – CERITA ALLAH, CERITA TENTANG KERAJAAN ALLAH
MART 22/23,2015 LEAVE A COMMENT
Para Pegikut Mudah Jesus
Kerajaan Allah adalah Umat di rumah Allah, dalam kekuasaan Allah. Kerajaan Allah didefinisikan sebagai “Umat Allah, di rumah Allah, dalam kekuasaan Allah” (Graeme Goldsworthy). Cerita alam semesta adalah cerita tentang Allah, dan cerita tentang Allah adalah tentang Kerajaan-Nya, Kuasa dan Kedaulatannya di dalam alam ciptaan ini. Dengan definisi ini, Firman Tuhan bisa digambarkan dalam aspek-aspek sebagai berikut: (Robert Vaughn, God’s Big Picture)

Perjanjian Lama 
Pola kerajaan. Di taman Eden kita melihat dunia seperti rancangan Tuhan. Umat ​​Allah yaitu Adam dan Hawa, tinggal di rumah Allah, yaitu di taman, di bawah pemerintahan-Nya karena mereka tunduk pada firman-Nya. Dan berada di bawah pemerintahan Allah dalam Alkitab berarti selalu menikmati berkat-Nya; itu adalah cara terbaik untuk hidup. Ciptaan awal Allah menunjukkan model kerajaan-Nya seperti yang dirancangkan-Nya.

Kerajaan yang hancur. Sayangnya, Adam dan Hawa berpikir hidup akan lebih baik jika mereka tinggal terpisah dari Allah. Hasilnya bencana. Mereka tidak lagi umat Allah. Mereka berpaling dari dia dan dia merespon dengan berpaling dari mereka. Mereka tidak lagi di tempat Allah; Ia mengusir mereka dari taman. Dan mereka tidak berada di bawah pemerintahan Allah, sehingga mereka tidak menikmati berkat-Nya. Sebaliknya, mereka menghadapi kutukan dan berada di bawah penilaiannya. Situasi ini sangat suram. Tapi Tuhan, cinta-Nya yang besar, bertekad untuk memulihkan kerajaannya. 

Kerajaan yang dijanjikan. Allah memanggil Abraham dan membuat beberapa janji tanpa syarat kepadanya: melalui keturunan Abraham ia akan membangun kembali kerajaannya. Mereka akan menjadi umat-Nya, yang tinggal di tanahnya dan menikmati berkat-Nya, dan melalui mereka semua bangsa di bumi akan diberkati. Janji itu adalah Injil. Hal ini sebagian digenapi dalam sejarah Israel, tetapi hanya akhirnya dipenuhi melalui Yesus Kristus. 

Kerajaan parsial. Alkitab mencatat bagaimana janji Allah kepada Abraham yang sebagian dipenuhi dalam sejarah Israel. Melalui eksodus dari Mesir, Allah membuat keturunan Abraham rakyatnya sendiri. Di Mount Sinai ia memberi mereka hukum-Nya sehingga mereka bisa hidup di bawah pemerintahannya dan menikmati berkat-Nya, seperti Adam dan Hawa yang telah dilakukan sebelum mereka berdosa. Berkat ditandai terutama oleh kehadiran Allah dengan umat-Nya dalam tabernakel. Di bawah Joshua mereka memasuki tanah dan, pada saat Raja Daud dan Salomo, mereka menikmati perdamaian dan kemakmuran di sana. Itu adalah titik tinggi dari sejarah Israel. Mereka adalah umat Tuhan di tempat Allah, tanah Kanaan, di bawah kekuasaan Allah dan karena itu menikmati berkat-Nya. Tapi janji-janji kepada Abraham masih belum sepenuhnya terpenuhi. Masalahnya adalah dosa, ketidaktaatan terus-menerus dari orang Israel. Itu segera mengarah pada pembongkaran kerajaan parsial sebagai Israel runtuh. 

Kerajaan dinubuatkan. Setelah kematian perang sipil Raja Salomo pecah dan kerajaan Israel terpecah menjadi dua bagian: Israel di utara dan Yehuda di selatan. Tak ada yang kuat. Setelah 200 tahun keberadaannya terpisah, kerajaan utara Israel dihancurkan oleh bangsa Asyur. Kerajaan selatan berjuang selama abad lain, tapi kemudian juga ditaklukkan dan penduduknya dibawa ke pengasingan di Babel. Selama periode ini menyedihkan dalam sejarah mereka Tuhan berbicara kepada orang-orang Israel dan Yehuda melalui beberapa nabi. Dia menjelaskan bahwa mereka sedang dihukum karena dosa mereka tetapi masih menawarkan harapan untuk masa depan. Para nabi menunjuk ke depan ke waktu ketika Tuhan akan bertindak tegas melalui Raja Nya, Mesias, untuk memenuhi semua janji-Nya. Orang-orang Yehuda pasti berpikir bahwa waktu itu telah datang ketika mereka diizinkan untuk kembali dari pengasingan, tapi Tuhan membuat jelas bahwa waktu yang tepat keselamatan masih di masa depan. Itu adalah di mana Perjanjian Lama berakhir: menunggu Raja Allah muncul untuk memperkenalkan kerajaannya.

Perjanjian Baru
Kerajaan Zaman Ini.  Empat ratus tahun berlalu setelah selesainya Perjanjian Lama sebelum Yesus memulai pelayanan publik dengan kata-kata, ‘Waktunya telah tiba. . . Kerajaan Allah sudah dekat ‘(Markus 1:15).  Menunggu itu lebih; Raja Allah datang untuk mendirikan Kerajaan Allah. Hidupnya, pengajaran dan mujizat semua membuktikan bahwa dia yang katanya dia: Allah sendiri dalam bentuk manusia. Dia memiliki kekuatan untuk meletakkan segala sesuatu kembali seperti semula, dan ia memilih cara yang sangat mengejutkan untuk melakukannya: dengan mati kelemahan di kayu salib.

Itu kematiannya bahwa Yesus berurusan dengan masalah dosa dan memungkinkan bagi manusia untuk kembali ke dalam hubungan dengan Bapa-Nya. Kebangkitan membuktikan keberhasilan rescuemission Yesus di kayu salib dan mengumumkan bahwa ada harapan bagi dunia kita. Mereka yang percaya di dalam Kristus dapat berharap untuk hidup yang kekal dengan dia. 

Kerajaan yang Dinyatakan. Oleh kematian dan kebangkitan-Nya Yesus melakukan semua yang diperlukan untuk menempatkan segalanya dengan benar lagi dan benar-benar mengembalikan kerajaan Allah. Tapi dia tidak menyelesaikan pekerjaan ketika ia pertama di bumi. Ia naik ke surga dan membuat jelas bahwa akan ada penundaan sebelum ia kembali. Penundaan ini untuk memungkinkan lebih banyak orang untuk mendengar tentang kabar baik Kristus sehingga mereka dapat menaruh kepercayaan mereka kepada-Nya dan siap untuk dia ketika dia datang. Kita hidup selama periode ini, yang menyebut Alkitab ‘hari-hari terakhir. Ini dimulai pada hari Pentakosta ketika Allah telah menyuruh Roh untuk melengkapi gereja untuk memberitahu seluruh dunia tentang Kristus. 

Kerajaan disempurnakan. Suatu hari Kristus akan kembali. Akan ada pemisahan besar. Musuh-musuhnya akan dipisahkan dari hadapan-Nya di neraka, namun rakyatnya akan bergabung dengannya dalam ciptaan baru yang sempurna. Lalu akhirnya janji-janji Injil akan benar-benar terpenuhi. Kitab Wahyu menggambarkan kerajaan sepenuhnya pulih: umat Allah, orang-orang Kristen dari segala bangsa, di tempat Allah, ciptaan baru (surga), di bawah kekuasaan Allah dan karena itu menikmati berkat-Nya. Dan tidak ada yang dapat merusak happy ending ini. Hal ini tidak dongeng; mereka benar-benar semua akan hidup bahagia selamanya.

Cerita ini hanya refleksi diri dan Anda bisa memahami apa dari isi kutipan dalam alkitab. Semogah bermanfaat bagi anda dan kita semua bagi pengikut Tuhan Jesus.
Gaya Hidup, Komunitas, Teosentris
02.58.00

Gaya Hidup, Komunitas, Teosentris

Sabtu, 14 Maret 2015

Post : Natan Pigai
“Begitu sangat mahalnya harga dari sebuah kata penghargaan itu terucap keluar dalam hati diantara kita orang Mee. Dan ini terjadi di seluruh kabupaten yang ada di wilayah Meuwodide. Akibat tak menghargai apa yang dilakukan orang lain membuat kita orang Mee taputar di tempat, baku tuding sana sini. Alangkah baiknya kita belajar kepada semut agar kita tau menghargai orang lain”
Catatan ini ditulis dari pengalaman hidup selama 7 (tujuh) tahun yakni dari 2008 hingga 2015, tinggal dan menetap di negriku wisellmeren, tepatnya di kota enarotali. Telah banyak hal yang kujalani di negriku. Menjalani hidup apa adanya di kota tua ini. Mulai menjalani profesi jadi tukang ojek, gabung jadi anggota panwaslu distrik, PNS dan bergabung di dunia kuli tinta, Jurnalistik. Saat bergabung di dunia kuli tinta sejak awal 2011, banyak hal yang telah kudapati dari pengalamanku bergabung di dunia ini.
Telah banyak kutemukan tembok tembok yang tertanam puluhan tahun lamanya antara kelompok, golongan, marga, batas wilayah dan lain lain. Sekat itu sangat kuat dan susah untuk mendobrak agar dapat menembus pagar beton yang telah tertanam begitu kuat dari generasi ke generasi. Petak itulah yang disebut Ideologi egoisme individual.
Paham tersebut membuat jurang pemisah yang sangat dalam hingga tak dapat temukan alasnya. Sedih, melihat realitas ini yang terjadi dikehidupan masyarakat yang disebut intelektual hingga ke akar rumput.
“Mahalnya sebuah kata penghargaan terucap keluar dari dalam hati kepada orang lain”
Kalimat tanda kutip diatas inilah yang menjadi bahan refleksiku selama tinggal dan menetap di negriku sendiri. Jarang kutemukan orang orang yang bisa menghargai hasil karya orang lain, hanyalah sebagian kecil orang yang dapat mengakui apa yang baik dibuat oleh orang lain.
Bekerjasama
Bekerjasama
Hal itulah yang sangat berdampak buruk dikehidupan social masyarakat yang ada di wiselmerren, Paniai. karakter keras kepala, tak bisa saling mendengar pendapat orang lain, hanya pendapat saya yang benar kalian tidak. Inilah sekelumit persoalan yang ada dalam diri kita orang Mee. Itulah yang disebut kekerasan non fisik yang pastinya berujung pada kekerasan fisik. Hal ini tak hanya terjadi di Paniai saja, namun di seluruh wilayah meuwodide seperti di Deiya, Dogiyai dan Nabire.
Banyak dari kita orang Mee lebih memfokuskan pikiran kita ke hal hal yang tidak kita inginkan misalnya menceritakan kejelekan orang lain, meghakimi orang lain atas kesalahannya dan hal hal yang negative. Bukannya, hal hal baik atau positif yang dilakukan orang lain. Ideologi seperti itulah yang membuat Indeks Pembangunan Manusia IPM di wilayah Meuwodede sangat mengkwatirkan.
Merendahkan diri
Setelah menghabiskan waktu begitu banyak merenungi akan persoalan ini kurang lebih selama 4 (empat) tahun, baru kusadari bahwa kunci untuk membongkar ideologi tersebut adalah hanya dengan satu kalimat ini “Merendahkan Diri” inilah kunci dari jawaban hasil renunganku selama ini.
Merendahkan diri berarti kita menghargai hasil karya apa saja hal baik yang telah dilakukan oleh orang lain. Saling menghargai itu sangat penting kita junjung tinggi bersama sama, karena hanya dengan tindakan tersebut perubahan akan pemulihan di negri kita pasti terwujud. Ini kalimat kunci agar kita keluar dari krisis yang melanda seluruh wilayah Meuwodide.
saling-mengasihi-dan-menghormati
saling-mengasihi-dan-menghormati
Mari kita bersama sama memberikan dukungan kepada siapa saja dia yang melakukan hal hal baik. Ini sangat penting sekali kita lakukan demi terwujudnya sebuah perubahan di wilayah kita. Tak ada cara lain selain metode ini.
Tidak terlalu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memulihkan pembangunan disegala bidang ke apa saja yang menjadi keinginan kita bersama sama demi terwujudnya kejayaan hidup yakni jadi tuan di negeri sendiri. Jadi, mari kita mulai melaksanakan satu kalimat kunci jawaban dari persoalan yang melilit kita. Itu sudah kunci jawabannya, Tidak ada jalan lain untuk keluar dari sekelumit persoalan yang terjadi di seluruh wilayah Meuwodide ini, selain kunci jawaban tersebut yakni merendahkan diri.
“Itu sudah solusi terbaik yang wajib kita pegang, renungkan dan melaksanakannya dalam kehidupan tiap diri kita terlebih dahulu, di keluarga, tetangga, lingkungan disekitar kita dan dimana saja kita berada”
Merendahkan diri wajib menjadi motto kita bersama sama dikehidupan kita orang Mee. Hal tersebut harus menjadi renungan kita bersama sama agar kita dapat melakukannya dikehidupan sehari hari, baik itu di rumah, sekolah, tempat kerja dan dimana saja kita berada.
Saya percaya, Ugatame pasti bekerja keras bersama kita untuk mewujudkan pemulihan secara total di seluruh wilayah Meuwodide ini karena Tuhan memegang perkataanNya sendiri yakni mewajibkan kita untuk “Merendahkan Diri”.

Enarotali, 150306
Sumber : http://www.humaspemdapaniai.com/opini/mahalnya-harga-untuk-sebuah-ucapan-penghargaan.html
Mahalnya harga sebuah ucapan Penghargaan
21.28.00

Mahalnya harga sebuah ucapan Penghargaan

Kamis, 12 Maret 2015

Location Village Uwodege,Paniai.Papua
KAMPUNG HALAMAN
Post : Kerinduan Hati

Sudah lama blog ini tidak terisi dengan entry baru. Suram sunyi dibuatnya. Kadang kala keinginan ada, tapi masa pula tidak mengizinkan. Kadang-kadang bersemangat untuk menulis, tetapi benda lain pula dibuatnya. Macam-macam ragam hidup ini. Kampung halaman adalah sebuah tempat paling indah di dalam hidup kita. Di saat kita merantau mengadu nasib di luar kota atau kampung halaman kita, tentu saja kita pernah merasakan rindu terhadap suasana kampung halaman mungkin karena suasana yang sangat indah dan pemandangan nya bagus. Sudah lama rasanya tak bersama masyarakat kampung Uwodege di sini. Dulu dan kini, banyak perubahannya. Kata orang, suasana kampung ini, boleh merehatkan indah kita seketika, setelah banyak “kerja” yang bertimbun di tempat belajar. Mungkin ada benarnya juga. Tetapi, sebagai aktivis dakwah ini, kata orang kerjanya setiap masa. Masa indah pun ada di kampung ini. Kini tinggalkan sebentar “program”, kertas kerja,  dalam perkuliaan ini masalah dan perkara yang sewaktu dengannya di tempat sepatutnya. Kita bercerita tentang suasana kampung kita sahaja dulu.                             
Jauh sudah kaki ini melangkah, teringat akan "kampung halaman" membuat hati makin gundah. hanya ingatan yang kian menjadi, saat kerinduan itu datang. kampung tercintaku, tunggulah aku pulang.

“Kemanapun aku pergi, bayang-bayangmu mengejar.
Bersembunyi dimanapun, slalu engkau temukan.
Aku merasa letih, dan ingin sendiri.. (Ebiet G.Ade )

                   
                     Tiada Negeri Paling Indah,Selain Kampung Halaman

Saya rasa kita semua akan setuju dengan ini,Negeri yang paling indah adalah negeri dimana pernah suatu waktu darah kelahiran bersimbah dengan tubuh semasa bayi ketika kita dilahirkan dari rahim Ibu kandung.Tak ada lagi negeri,tak ada lagi lokasi kenangan paling berkesan selain kampung tempat pertama kali kita berkelana di dunia ini. Dimanapun kita berada saat ini,di seluruh pelosok dunia, di segala tempat nun jauh di perantauan,suatu waktu kerinduan ke kampung halaman akan Anda rasakan.

Dinamisnya kehidupan membuat beberapa orang harus setengah terpaksa meninggalkan kampung kelahiran.Banyak motivasinya meninggalkan kampung kelahiran,ada yang karena tuntutan pekerjaan,studi mencari ilmu,dibawa oleh pasangan hidup yang berbeda kampung atau karena ingin merubah nasib lalu merantau ke segala pelosok dunia. Namun setelah kita sukes,setelah kita berhasil baik berhasil pendidikan,mendapat ilmu beserta gelar dan titel yang berderet-deret misalnya.Atau ketika sudah berhasil mendapatan harta dan jabatan,akan tidak "puas' jikalau kampung halaman kita tidak mengetahuinya.Atau akan kurang kepuasan hidup jika suksesnya kita tidak ada kontak atau terlalu jauh bahkan meninggalkan kampung halaman.

Berbeda jika setelah merantau,pergi berkelana lalu berhasil dan sukses lahiriah batiniah,lalu bisa berkumpul bersama handai taulan dan sanak keluarga,suksesnya terbawa ke kampung halaman dan bisa berjasa untuk warga kampung halaman,atau dalam lingkup lebih luas bisa berjasa bagi sesama satu negeri,maka kesuksesan yang diraih kita akan berbeda "rasa puas'nya. Akan merasakan kepuasan tersendiri jika sukses kita bisa dinikmati di kampung halaman sendiri,baik secara domisili,bertempat tinggal atau bisa berjasa nyata memajukan warga,keluarga dan daerah kampung kelahiran.

Mungkin dari ada rasa inilah yang kemudian selalu ada budaya "mudik' pulang kampung bagi banyak orang yang merantau.Dan ketika di kampung maka akan lebih puas jika mudiknya membawa kesuksesan,baik sukses secara pribadi maupun suskes bersama keluarga. Indah sekali kalau kita sukses lalu bisa tetap tinggal di kampung kelahiran,mengabdi kepada negeri,berkarya bagi sesama,menebar manfaat kepada semua umat dan dengan tetap bertempat tinggal di kampung sendiri.Terutama di tanah asal kelahiran kita ketika baru mengisi dunia fana ini.

Salam rindu kampung buat semua pembaca.
Semoga kita bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi banyak sesama, minimal bisa manfaat bagi warga sekampung tanah kelahiran kita. Salam.


“Ramai orang yang boleh hidup dalam taat mengigat kampung halaman nya, tetapi sangat susah kalau pendidikan yang memisahkan kita”
POST : BMP - JOGJA 2013
Kenangan Di Kampung Halaman
10.01.00

Kenangan Di Kampung Halaman